Kamis, 11 Agustus 2011

MENYIKAPI MUSIBAH BANGSA

Oleh : H. M. Effendi Sa’ad

Marilah kita selalu berusaha terus menerus untuk meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya, taqwa yang dapat melahirkan amal-amal sholeh, bermanfaat bagi diri sendiri dan membawa kemashlahatan bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan bekal taqwa ini pula kita tinggalkan segala tindakan atau segala tingkah laku yang dapat merugikan baik diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapatlah tercipta suasana kehidupan yang aman, damai dan tentram, Insya Allah makmur dan sejahtera.

Kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan hidayah dan taufiqnya kepada kita sekalian sehingga sampai pada detik ini kita masih tergolong sebagai seorang muslim. Mudah-mudahan kita bukan hanya sekedar muslim dalam pengakuan, tetapi benar-benar menjadi muslim sejati, yaitu seorang muslim yang melaksanakan amal sholeh sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya.


Musibah demi musibah silih berganti,
 begitu banyaknya mayat terkapar di atas bumi,  hati terenyah, tak disadari air mata keluar deras membasahi pipi,
badan lemas-lunglai tak berenergi, duduk bersimpuh berserah diri di hadapan Penguasa Yang Maha Tinggi.
Yaa Rabbii, apakah ini peringatan dari Mu ? Apakah ini adzab dari Mu ? Apakah ini ujian dari Mu ?

Mari kita merenung sejenak tentang negeri kita ini. Belum hilang dari ingatan kita tentang musibah menimpa bangsa ini, mulai dari tsunami di Aceh, tanah longsor di Jawa Barat, banjir bandang, gempa bumi yang melanda Yogja dan Jawa Tengah dan baru-baru ini tsunami kembali melanda Jawa Barat serta musibah-musibah di daerah lain di negeri kita, ini menelan korban baik harta maupun jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. 

Segala sesuatu yang telah menimpa bangsa kita ini, hendaknya kita jadikan peringatan bagi kita sendiri. Musibah yang terjadi saat ini memang bisa dikatagorikan sebagai peringatan dan bisa juga sebagai adzab atas segala kesalahan dan dosa manusia serta berbagai kemaksiatan yang sudah merajalela diberbagai tempat di negeri ini.

Oleh karena itu, dalam menghadapi musibah ini kita hendaknya selalu bertawakkal kepada Allah, senantiasa bermuhasabah (instrofeksi diri), banyak melakukan taubat, beristighfar mohon ampun kepada Allah, memperbanyak do’a dan selalu taqarrub kepada-Nya  agar supaya kita segera dilepaskan dari himpitan musibah ini.

Kita yakin, bahwa hanya dengan pertolongan Allah semata bangsa ini segera terlepas dari musibah dan segala malapetaka. Marilah kita tundukkan kepala dan hati sanubari kita di hadapan Allah untuk menyatakan taubat, menyesali segala kesalahan dan dosa. Kita akui bahwa musibah yang terjadi inipun juga akibat perbuatan kotor tangan-tangan manusia. Kita tidak bisa berbuat banyak untuk melepaskan diri dari musibah ini tanpa pertolongan dan lindungan Allah, walaupun segala ilmu pengetahuan dikerahkan, berbagai teori diterapkan, berbagai pakar didatangkan, hal ini terbukti disaat ilmu pengetahuan memberi sinyal supaya untuk berhati-hati akan datangnya gunung merapi tetapi kenyataan yang terjadi adalah gempa bumi.

Dalam hal ini Allah berfirman :

Artinya : Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak akan memperoleh seorang pelindungpun dan tidak seorang penolong selain Allah. ( Q.S. Asy Syuura : 30-31 )

Maka dari itu, dalam menghadapi musibah ini marilah kita kembalikan segala sesuatunya hanya kepada Allah, memohon perlindungan dan pertolongan-Nya. Disamping itu kita harus siap mental dalam menghadapi berbagai persoalan hidup ini. Hal ini dimaksudkan agar supaya kita tidak kehilangan jati diri sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.

Kita harus mempunyai harapan hidup yang besar atau bersikap optimis dengan penuh keyakinan bahwa pertolongan dari Allah pasti akan datang, dengan syarat kita harus beriman dan bertaqwa kepada-Nya, bertaubat dan beristighfar kepada-Nya, menjauhi perbuatan maksiat, menjauhi perbuatan syirik seperti minta pertolongan dengan Ratu Laut Selatan atau Nyi Roro Kidul, minta tolong dengan penunggu gunung, benda pusaka dan lain sebagainya.
  
Akhirnya marilah kita renungkan beberapa ayat Al Qur’an dan sabda Rasulullah SAW di bawah ini, diantaranya ;

  1. Artinya : Dan jika penduduk suatu negeri, mereka sama beriman dan bertaqwa (kepada Allah). Sungguh Kami (Allah) akan bukakan berkah dari langit dan bumi untuk mereka, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan perbuatannya sendiri. ( Q.S. Al A’raf : 96 )

  1. Apabila penduduk suatu negeri banyak berbuat dholim, maka Allah akan menurunkan adzab dan siksa yang  pedih, sebagaiman firman Allah :

Artinya : Dan bigitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat dholim. Sesungguhnya adzab-Nya itu sangat pedih lagi keras. ( Q.S. Hud : 102 )

  1. Artinya : Minta ampunlah kamu kepada Tuhanmu, serta taubat, niscaya IA akan memberi kamu kesenangan yang sebaik-baiknya sehingga sampai ajalmu. IA memberi karunia kepada setiap orang yang mempunyai kelebihan. Tetapi apabila kamu berpaling, maka kamu akan mendapat siksaan di hari kiamat. ( Q.S. Hud : 3).

  1. Artinya : Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya jalan kemudahan dari segala kesulitan, dari setiap kesempitan menjadi lapang dan diberi rezeki tanpa disangka-sangka. (H.R. Ahmad dan Hakim).



Artikel Lain Yang Berhubungan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar