Senin, 08 Agustus 2011

PENTINGNYA ISTIGHFAR

Oleh : H. M. Effendi Sa’ad

Sebagai manusia yang dhoif kita sadari bahwa kita banyak melakukan kesalahan dalam hidup ini, baik disengaja maupun tidak, baik yang zahir maupun yang batin, sehingga dosa demi dosa baik besar atau kecil menyelimuti hidup kita. Begitu banyak perintah-perintah Allah yang kita abaikan dan larangan-larangan Nya justru kita kerjakan. Namun Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maha Pengampun atas segala dosa, sebagaimana firman-Nya :

1.  Q.S. Al Muzammil ayat 3 : “Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”  

2. Q.S. An Nashr ayat 3 : “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” 



3. Q.S. Huud ayat 3 : “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. “

4. Q.S. Ali Imran ayat 135 : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.” 

5.  Q.S An Nisaa’ ayat 110 : “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
 
Dari ayat-ayat tersebut di atas, jelaslah bagi kita bahwa Allah memerintahkan kita untuk bertaubat dan selalu mohon ampun atas segala dosa dan Dia akan memberikan kenikmatan bagi orang-orang yang suka memohon ampun kepada Nya. Dan diantara sifat-sifat orang Mu’min yang terpuji adalah segera mengingat Allah jika pada suatu waktu terperosok kedalam perbuatan dosa dan tidak membiarkan diri tebenam di dalamnya, tetapi segera memohon ampunan kepada-Nya.

Berbahagialah kiranya orang yang dapat mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk memperbanyak istighfar (memohon ampun kepada Allah) dan berusaha selalu memperbaiki diri dengan taqwa, karena hidup ini sangat singkat sedang waktu yang sudah kita lalui tidak akan kembali. Dan celakalah orang-orang yang tidak mahu bertaubat dan mohon ampun kepada Allah, di akhirat kelak akan mendapat azab atau siksa yang sangat mengerikan.

Istighfar sebagaimana dijelaskan oleh Prof. Dr. Hasbi Ash Shiddieqy dalam kitabnya Pedomana Zikir dan Do’a,  ialah  : “Menundukkan jiwa, hati dan fikiran kepada Allah seraya memohon ampun dari segala dosa.”  

Dengan demikian nyatalah bagi kita bahwa hanya semata-mata menyebut dengan lisan kalimah-kalimah istighfar tidaklah ada gunanya, jika tidak disertai oleh hati dan fikiran yang bulat hendak beroleh ampunan dari Allah. Oleh karena itu, hendaklah istighfar itu dilakukan bersama-sama oleh lisan yang mengucapkannya dan oleh jiwa yang benar-benar tunduk dan harap akan beroleh ampunan dari Allah.

Selanjutnya seseorang yang hendak memohon ampun atas segala dosanya harus diikuti dengan tindakan taubat, sebagai berikut :
*) Mencabut diri dari maksiat (meninggalkan maksiat).
*) Menyesali perbuatan maksiat yang telah terlanjur dikerjakan.
*) Bercita-cita tidak akan kembali melakukannya.         
*) Memperbanyak amal sholeh dan tetap di jalan yang benar

Sesudah yang tersebut itu dikerjakan dengan sejujurnya, barulah ia mempergunakan kesempatan istighfar itu. 

Allah berfirman : “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaahaa : 82)

Istighfar atau memohon ampun dari segala dosa termasuk salah satu rangka dari rangkaian Iman dan Islam yang wajib kita tegakkan dalam hidup kita, sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini 

“Katakanlah : "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo`a: "Yaa Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta`at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Q.S. Ali Imran : 15-17)

Ayat ini juga secara tegas menyatakan sifat-sifat orang yang bertaqwa kepada Allah. Mereka senantiasa mempergunakan waktu sahur (waktu sebelum fajar menyinsing mendekati subuh) untuk memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosanya. 

Selanjutnya marilah kita perhatikan pesan-pesan Rasulullah SAW yang berkenaan dengan istighfar di bawah ini : 

1.       Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah melepaskan tiap-tiap kegundahan mereka, melepaskan tiap-tiap kesempitan mereka dan memberinya rezki secara tak terduga-duga.” (H. R. Abu Daud).

2.       Bahwasanya orang Mu’min apabila berdosa dengan sesuatu dosa, timbullah suatu titik hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, menjauhkan diri dari dosa itu seraya memohon ampun, maka licinlah hatinya itu kembali. Tetapi jika ia menambah dosa-dosanya, hatinyapun bertambah hitam hingga seluruhnya menjadi gelap. Itulah yang menutupi hati, telah diterangkan Allah di dalam kitab-Nya : Tidak, sekali-kali tidak, sebenarnya hati mereka telah ditutupi oleh dosa-dosa yang mereka lakukan.” (H. R. an Nasaiy)

3.         Bahwasanya hati sering benar tertutup,  karena itu aku selalu memohon ampun kepada Allah setiap hari seratus kali.” (H. R. Muslim)

4.     Apabila berdosa seseorang hamba, lalu segera mengucapkan : Allahummaghfirlii (Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya dosaku), berkatalah Allah : Hambaku telah berdosa, tapi ia tahu bahwa Tuhannya akan menyiksanya lantaran dosa dan memberi ampun terhadap dosanya itu. Hambaku berbuatlah engkau apa yang engkau kehendaki dari amalan-amalan yang baik, Aku telah mengampuni dosamu.. (H. R. Bukhari dan Muslim)

5.        Istighfar anak untuk orang tuanya akan mengangkat derajat orang tuanya ke dalam surga. Rasulullah SAW bersabda : “Bahwasanya Allah mengangkat derajat seseorang hamba-Nya di dalam surga, maka si hamba itu bertanya : dari manakah saya memperoleh derajat ini, ya Tuhanku ? Allah menjawab : “Derajat ini kamu peroleh dari istighfar yang dilakukan oleh anakmu.” (H.R. Ahmad)

6.         Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah ada seseorang hamba yang berdosa, kemudian ia segera berwudhu’ sebaik-baiknya, sesudah itu mengerjakan sembahyang dua rakaat kemudian ia memohon ampun kepada Allah atas perbuatan dosanya itu melainkan Allah akan mengampuninya.” (H. R. Abu Daud)

7.       Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa duduk di dalam suatu majelis, dan terjadi di dalamnya kesibukan-kesibukan pembicaraan, lalu sebelum ia bangun hendak meninggalkan majelis itu ia membaca : “Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu anla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaika”. (Maha Suci Engkau wahai Tuhanku, seraya memuji Engkau, aku mengakui bahwa tak ada Tuhan yang sebenarnya berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertobat kepada Engkau), niscaya Allah menutup dosanya yang terjadi di dalam majelis itu.” (H. R. At-Turmudzi)

8.         Rasulullah SAW bersabda : “Tuhan kita turun ke langit dunia pada tiap-tiap malam, yaitu waktu sepertiga yang akhir dari malam, seraya berfirman : Siapakah yang akan berdoa niscaya Aku perkenankan dan siapakah yang akan meminta, niscaya Aku memberinya dan siapakah yang akan meminta ampun niscaya Aku ampuni ?” (H. R. Muslim)

9.        Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa membaca Astaghfirullaha‘lladzi laa ilaha illa huwa’l haiyu‘l qayyuum wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada Tuhan selain-Nya, lagi berdiri sendiri dan aku bertobat kepada-Nya), tiga kali, niscaya diampunilah segala dosa-dosanya.” (H. R.  Turmudzi)

10.       Dikala keluar dari  WC Rasulullah SAW selalu membaca : Ghufraanaka (Aku memohon ampunan Engkau wahai Tuhanku). (H. R. Ibnu Majah).

11.  Pada permulaan wudhu’ atau di tengahnya Rasulullah SAW membaca : “Allahummaghfirlii dzambii wawassi’lii fii daa-rii wabariklii fii rizkii (Ya Allah ampunilah segala dosaku dan lapangkanlah rumah tanggaku dan berkatilah kepadaku pada rezkiku) “.

12.   Setelah selesai berwudhu’ Rasulullah SAW selalu membaca : “Allahumaj’alnii minattawwabiina waj’alnii minalmutathohhiriina. Subhaanakallahumma wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa Anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. Allahummaghfirlii dzambii wawassi’lii fii daarii wabariklii fii rizkii ( Ya Allah, jadikanlah kiranya aku dari orang yang bertaubat dan suci bersih. Maha Suci Engkau wahai Tuhanku dan Maha terpuji. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, aku mohon ampun kepada Engkau dan kepada Engkau pula aku bertaubat. Wahai Tuhanku,ampunilah kiranya dosaku dan beri kelapanganlah kiranya rumah tanggaku dan beri berkatlah kepadaku pada rezkiku) “. (H.R. Turmudzi dan An Nasaiy)

13.       Pada terbenam matahari disukai kita membaca do’a : “Allahumma haadza iqbaalu laika wa idbaaru nahaa rika wa ashwaatu du’aatika faghfirlii (Ya Allah, permulaan malam-Mu telah menjelma, siang-Mu telah pergi, sedang gema muadzdzin telah kedengaran maka ampunilah aku)”. (H.R. Abu Daud dan Turmidzi) 

14.       Ketika masuk ke dalam masjid disukai kita bershalawat kepada Nabi SAW dan berdo’a : “Allahummaghfirlii waftahlii abwaaba rahmatika (Ya Allah, ampunilah dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu) “.  (H.R. Ibnu Sunny)

15.       Ketika keluar dari masjid disukai pula kita membaca shalawat kepada Nabi SAW dan sesudah itu berdo’a : “Allahummaghfirlii waftahlii abwaaba fadhlika (Ya Allah, ampunilah dosaku dan bukakanlah bagiku pintu keutamaan-Mu) “. (H.R. Ibnu Sunny) 

16.       Ketika ruku’, sujud, duduk antara dua sujud dan sesudah tasyahhud.
      Ketika ruku’ dan sujud Rasulullah SAW membaca istighfar : “Subhaanakallahumma rabbanaa wabihamdika Allahummaghfirlii (Maha Suci Engkau wahai Tuhanku, Tuhan kami ; seraya memuji Engkau, Wahai Tuhanku ampunilah kiranya dosa-dosaku) ‘. (H.R. Bukhari, Muslim)

      Apabila duduk antara dua sujud Rasulullah SAW membaca do’a : “Rabbighfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii (Ya Tuhanku, ampunilah kiranya dosaku, rahmatilah aku, tutuplah segala ‘aibku, tunjukilah aku, dan berilah rezki padaku) “. (H.R. Baihaqiy). Terkadang beliau membaca pada duduk antara dua sujud : “Rabbighfirlii, Rabbighfirlii (Ya Tuhanku, ampunilah aku, Ya Tuhanku, ampunilah aku) “. (H.R. An Nasaiy)
      Rasulullah SAW mengajarkan kepada Abu Bakar Ash Shiddieq ra, suatu do’a supaya dibaca sesudah tasyahhud akhir (sebelum salam), yaitu : “Allahumma innii zholamtu nafsii zhulman katsiirann Walaa yaghfirudzdzunuuba illaa Anta faghfirlii maghfiratan min ‘indika warhamnii innaka Antalghafuurur rahiim (Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan cara yang sangat aniaya, tidaklah seorangpun kiranya wahai Tuhan, yang dapat mengampuni aku kecuali hanya Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan yang sempurna dari sisi Engkau dan rahmatilah aku, sesunggguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) “. (H.R. Bukhari, Muslim) 
17.       Rasulullah SAW bersabda : “Apabila berjumpa dua orang Muslim, kemudian keduanya berjabat tangan, sama memuji Allah dan sama memohon ampun kepada Allah, niscaya diampuni Tuhan kedua-duanya.” Apabila engkau berjumpa dengan seseorang yang baru pulang dari haji, ucapkanlah salam kepadanya dan jabatlah tangannya, kemudian mintalah kepadanya supaya ia memohon ampun untukmu kepada Allah sebelum ia masuk ke rumahnya, maka sesungguhnya permohonannya itu akan dikabulkan Tuhan.” (H. R. Abu Daud)

18.    Rasulullah SAW bersabda : “Maka apabila kamu melihat gerhana, segeralah kamu menyebut nama Allah, berdo’a kepada-Nya dan memohon ampun.” (H. R. Bukhari)
Artikel Lain Yang Berhubungan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar