Selasa, 01 November 2011

TENTANG ILMU

Mengenai ilmu (‘ilm) ini Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani membagi ke dalam empat bagian diantaranya :
1. Ilmu Syari’at, yang berkenaan dengan hukum agama yakni ilmu yang berisi perintah dan larangan Allah.
2. Ilmu Hikmatut-Tasyri’, yang berkenaan dengan hikmah di balik hukum atau syari’at agama.
3. Ilmu Hakikat, yang berkenaan dengan ruh atau hakikat yang tersembunyi.
4. Ilmu Ma’rifah, yaitu ilmu yang berkenaan dengan pengenalan terhadap Zat bagi segala zat atau Hakikat dari segala hakikat. Insan atau manusia yang sempurna hendaknya wajib mengetahui peringkat-peringkat ilmu tersebut. Bila mereka belum mengenalnya hendaknya mereka harus mencari jalan untuk mempelajari ilmu itu.
Al-Qur’an dengan segala tafsir, penjelasan, interpretasi, dan perumpamaan-perumpamaannya, mengandung semua bagian ilmu tersebut. Tafsir Al-Qur’an pun menjelaskan maksud ayat-ayat Al-Qur’an itu bagi orang awam. Selain itu, terdapat pula penafsiran lain yang dibuat dengan berbagai perumpamaan, yakni penjelasan makna batin ayat-ayat tersebut. Penjelasan seperti ini biasanya diperuntukkan bagi orang-orang tertentu atau orang-orang pilihan. Konkretnya, penafsiran semacam itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang dalam tingkatan ruhani tertentu memiliki keyakinan atau keimanan yang kuat dan teguh pemahamannya serta memiliki kemantapan ilmu sehingga membolehkan mereka membuat penilaian dan pertimbangan tentang sesuatu yang hakiki. Tingkat keruhanian mereka ibarat sebatang pohon, urat akarnya teguh terbenam di dalam tanah, sedangkan pangkalnya membujur di bumi dan pucuknya menjulang ke langit ke tujuh. Tidak ada keraguan dalam hati mereka tentang Allah. Ibarat kalimat Laa Ilaha Illallah yang akarnya dibumi ketujuh dan pucuknya menerawang ke langit yang ketujuh pula, bahkan lebih tinggi dari itu. Inilah satu perumpamaan tentang keruhanian orang-orang pilihan Allah. Hanya Allah yang tahu tentang Keesaan yang mereka hayati, atau Tauhid yang tumbuh mengerucut di dalam hati mereka. Allah berfirman : “Dialah yang menurunkan al-Kitab (Alqur’an) kepada kamu. Diantara isinya terdapat ayat-ayat mahkamat yang merupakan pokok-pokok isi Alqur'an, sedangkan yang lain berupa ayat-ayat mutasyabihat. Bagi orang-orang yang dalam hatinya lebih condong kepada kesesatan, maka sebenarnya mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari ta’wilnya (yang keliru), padahal tidak ada yang mengerti ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat. Semuanya itu dari sisi Tuhan kami. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali Imran : 7) Seorang penafsir Al-qur'an pernah berkata tentang ayat tersebut : “Jika pintu ayat ini terbuka maka semua pintu ilmu rahasia yang ada dalam batin akan terbuka pula.”

Artikel Lain Yang Berhubungan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar