Minggu, 14 Agustus 2011

MUTIARA ZIKRULLAH

Oleh :  H. M. Effendi Sa’ad

Di dalam kitab Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa : Zikir atau mengingat Allah ialah apa yang dilakukan oleh hati dan lisan berupa tasbih atau mensucikan Allah, memuji dan menyanjung-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran dan keagungan-Nya serta sifat-sifat keindahan dan kesempurnaan-Nya.

Semua ibadah-ibadah yang diperintahkan baik itu yang wajib atau yang sunnah intinya adalah mengingat Allah (dzikrullah).

Orang yang hidup di dunia tanpa mengingat Allah SWT dengan berzikir kepada-Nya, tidak heran bila hidupnya menjadi lalai dan terlena. Tanpa mengingat Allah dia akan melupakan kematian yang
akan menjemputnya kelak. Ketika itu ia merasa dunia masih terlalu panjang padahal Allah SWT mengingatkan kita bahwa ajal manusia itu lebih dekat dari urat lehernya. Orang yang membiarkan hidupnya terombang ambing di dunia akan menyesali diri sendiri bila ruh telah berpisah dari jasadnya dan menuju ke akhirat. Jiwanya akan kosong dari ma’rifat karena hatinya telah mati sebelum badannya mati.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan orang-orang yang berzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berzikir, adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati ! “. (H.R. Bukhari)

Hati yang tidak disuburkan dengan zikrullah lama kelamaan akan mati. Hati yang mati tidak akan dapat menerima cahaya Allah dan dia akan selalu dalam bahaya selama hati itu tidak dipulihkan dan dihidupkan kembali.

Dengan demikian tujuan berzikir adalah mensucikan jiwa dan membersihkan hati serta membangunkan nurani, dan berzikir merupakan pokok pangkal amal-amal shaleh maka barangsiapa diberi taufiq untuk melakukannya ia telah diberi kesempatan untuk menjadi Wali Allah. Maka dari itu titik berat amalan penganut thariqah adalah zikrullah secara berkesinambungan, pada waktu pagi, sore, siang, malam, duduk, berdiri, di waktu sibuk dan diwaktu senggang


Beberapa Ayat Al-Qur’an Tentang Zikir

  1. Q. S. Al-Ahzab : 41-42 : Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.

  1. Q. S. Al-Baqarah : 152 : “ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku (zikrullah) niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat) –Ku”.

  1. Q. S. Ar-Ra’d : 28 : “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (zikrullah). Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.

  1. Q. S. Ali Imran : 190-191 :”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah (zikrullah) sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.


  1. Q. S. Az-Zukhruf : 36 : “Barangsiapa yang berpaling dari zikir akan Allah, Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”.

  1. Q. S. Al-Jumu’ah : 10 :”Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah (zikrullah) sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”.


  1. Q. S. Al-Ahzab : 35 :”Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah (zikrullah), Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.


Beberapa Hadits Tentang  Zikir

  1. Hadits Qudsi, Allah berfirman :  “Aku ini adalah menurut dugaan hamba-Ku, dan Aku menyertainya dimana saja ia berzikir kepada-Ku, jika ia berzikir atau ingat pada-Ku dalam hatinya maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, dan kalau ia mengingati-Ku di depan umum, maka Aku akan mengingatinya pula di depan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya sehasta, dan jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku secara berjalan kaki, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (H.Q.R. Bukhari dan Muslim)

  1. Rasulullah SAW bersabda :  “Telah majulah orang-orang istimewa !” Tanya sahabat : “Siapakah orang-orang istimewa itu ?” Ujar Rasulullah SAW : “Mereka ialah orang-orang yang berzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan.” (H.R. Muslim)

  1. Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW : “Mengenai syariat-syariat Islam telah banyak anda sebutkan padaku sekarang sebutkan pula padaku sesuatu yang harus aku pegang teguh”, maka Rasulullah SAW bersabda : “Mulutmu tidak akan kering disebabkan zikir kepada Allah.” Dan kepada sahabat-sahabatnya dipesankannya : “Maukah kamu saya tunjukkan yang lebih utama dan lebih suci di sisi Tuhanmu, lebih meningkatkan derajatmu dan lebih berharga dari menafkahkan emas dan perak, bahkan lebih baik dari menghadapi musuhmu dimana kamu berusaha akan menebas leher mereka, sebaliknya mereka berusaha akan menebas lehermu ?” “Mau, wahai Rasulullah”, ujar mereka. Maka sabdanya : “Yaitu berzikir kepada Allah !” (H.R. Turmidzi, Ahmad, Hakim)

  1. Hadits yang diriwayatkan dari Mu’adz ra, Rasulullah SAW bersabda : “Tidak satupun amal yang dikerjakan oleh anak cucu Adam, yang lebih membebaskannya dari siksa Allah dari pada zikir kepada Allah ‘azza wajalla.”

  1. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya apa-apa yang kamu sebut waktu berzikir tentang keagungan Allah, baik berupa tahlil, takbir dan tahmid, akan beredar mengelilingi ‘arasy sambil memiringkan kepala mereka ke kiri dan kanan dan berdengung bagai dengungan lebah menyebutkan irama orang yang mengucapkannya. Nah, tidak sukakah kamu memiliki sesuatu yang akan mengumandangkan namamu itu ?” (H.R. Ahmad)


Ungkapan Beberapa Ulama Sufi Tentang Zikir

  1. Syeikh Abu Sa’id Al-Kharraz menyatakan : “Apabila Allah hendak melindungi seseorang, maka dibukakan-Nya pintu dzikirnya. Jika kelezatan zikir telah terasa, maka dibukakan-Nya pintu pendekatan (taqarrub) dan diangkatkan-Nya di atas tauhid (akidah yang teguh), dan diangkatkan-Nya pula tabir (hijab), sehingga ia mempunyai pandangan tembus (kasyaf). Kemudian dimasukan-Nya ke dalam darul fardaniah (alam penuh rahasia). Tersingkaplah dinding jalal (kemuliaan) dan ‘azhimah (kebesaran). Tatkala pandangannya menembus ke alam jalal dan ‘azhimah, maka tinggallah dia tanpa dia. Pada waktu itu jadilah ia fana beberapa saat, tenggelam dalam menikmati rahasia kebesaran Allah dan terus dilindungi-Nya.”

  1. Syeikh Abu Ali Ad-Daqqaq berkata : “Zikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT. Sungguh ia adalah landasan bagi thariqat itu sendiri. Tidak seorangpun dapat mencapai Allah SWT kecuali dengan terus menerus berzikir kepada-Nya”. Selanjutnya beliau berkata : “Zikir adalah tebaran kewalian. Seseorang yang dianugerahi keberhasilan dalam zikir berarti telah dianugerahi tebaran itu, dan orang yang tidak dianugerahinya berarti telah dipecat “.


  1. Dikatakan dalam Kitab Risalatul-Qusyairiyah : “Zikir adalah pedang para pencari yang dengannya mereka membantai musuh dan menjaga diri dari setiap ancaman yang tertuju kepada mereka. Jika si hamba berlindung kepada Allah SWT dalam hatinya, maka manakala kegelisahan membayangi hati untuk zikir kepada Allah SWT semua yang dibencinya akan lenyap darinya seketika itu juga “.

  1. Ketika Al-Wasithy ditanya tentang zikir, beliau menjelaskan : “Zikir berarti meninggalkan bidang kealpaan dan memasuki bidang musyahadah mengalahkan rasa takut dan disertai kecintaan yang luar biasa “.

  1. Dzun Nun Al-Mishry menegaskan : ”Seorang yang benar-benar berzikir kepada Allah akan lupa segala sesuatu selain zikirnya. Allah akan melindunginya dari segala sesuatu, dan ia diberi ganti dari segala sesuatu “.

Zikrullah atau mengingat Allah, baik dengan hati dan menyebut-Nya dengan lisan merupakan tempat persinggahan orang-orang pilihan, di sanalah mereka membekali diri, berniaga dan ke sanalah mereka  kembali. Zikir merupakan ruh amal-amal sholeh. Jika amal terlepas dari zikir, maka amal itu seperti badan yang tidak memiliki ruh. Zikir adalah amalan pokok paling mendasar dan merupakan ilmunya iman, dapat membebaskan seseorang dari api neraka, merupakan benteng dari pengaruh setan, dan dapat membersihkannya dari sifat-sifat yang buruk. Dengan zikir hati menjadi tenang dan tentram serta merasakan kedamaian.

Zikir merupakan santapan hati, yang jika tidak mendapatkannya maka badan menjadi seperti kuburan dan mati. Zikir merupakan senjata yang digunakan untuk menghadapi para perampok jalanan, merupakan air yang bisa menghilangkan rasa dahaga ditengah perjalanan, merupakan obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Jika seseorang hamba tidak mendapatkannya, maka hatinya akan mengkerut, karena zikir merupakan perantara dan penghubung antara diri hamba dengan alam ghaib. Dengan zikir seseorang dapat menolak bencana dan menyingkirkan kesusahan, sehingga musibah yang menimpa menjadi ringan. Yang pasti zikir merupakan taman surga dan modal kebahagiaan. Zikir mengajak hati yang dirundung kepiluan untuk tersenyum gembira dan menghantarkan pelakunya kepada Dzat yang dizikiri yaitu Allah.

Zikir adalah pembersih dan pengasah hati serta obatnya jika hati sakit. Selagi orang yang berzikir semakin tenggelam dalam zikirnya, maka cinta dan kerinduannya semakin terpupuk terhadap Dzat yang diingat. Jika ada keselarasan antara hati dan lisan, maka pelakunya akan lalai terhadap segala sesuatu. Sebagai gantinya Allah akan menjaganya dari segala sesuatu. Dengan zikir, pendengaran menjadi terbuka, lisan tidak kelu dan kegelapan menyingkir dari pandangan. Dengan zikir Allah menghiasi lisan orang-orang yang berzikir, sebagaimana IA menghiasi pandangan orang-orang yang bisa memandang dengan cahaya. Lisan yang lalai seperti mata yang buta, telinga yang tuli dan tangan yang buntung. Zikir merupakan pintu Allah yang paling lebar dan besar, terbuka diantara Allah dan hamba-Nya, selagi pintu itu tidak ditutup sendiri oleh hamba dengan kelalaiannya.

Untuk itu mari kita amalkan zikrullah dalam kehidupan kita. Semoga kita diberi kekuatan dan bimbingan oleh Allah SWT untuk menjadi golongan ahli-Nya yaitu ahli zikir sampai akhir hayat ( Husnul Khatimah ). Amalkan mulai dari sekarang jangan tunggu hari esok. Karena kita tidak tahu kapan berakhirnya hidup kita di dunia yang fana ini. 
Artikel Lain Yang Berhubungan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar