IV. M E D I T A S I
DALAM TINJAUAN BIOLOGI DAN PSIKOLOGI
A. DALAM TINJAUAN BIOLOGI
Istilah Biologi diambil dari bahasa Yunani yaitu bios artinya kehidupan, logos artinya ilmu. Jadi biologi artinya ilmu kehidupan atau ilmu yang mempelajari makhluk- makhluk hidup. Ilmu biologi ini terbagi-bagi lagi menjadi beberapa cabang keilmuan, diantaranya ilmu fisiologi ( ilmu faal ), yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan sel-sel dan organ-organ tubuh manusia dan juga hewan.
Dalam bahasan ini lebih banyak dikaitkan dengan ilmu fisiologi, karena lebih ditekankan tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan meditasi terhadap organ-organ tubuh manusia dan dampak keseluruhannya bagi kesehatan.
Jika seorang sedang melakukan meditasi secara benar, dalam arti meditasi tersebut didasari oleh suasana jiwa yang tenang, tidak diniatkan untuk memburu sesuatu, maka orang tersebut akan sampai pada kondisi meditatif, yaitu ia akan merasakan suasana rileks secara total (perasaan santai pada fisik maupun mental), diam, hening yang luar biasa namun kesadaran tetap tinggi (waspada), dan pernapasan berjalan secara dalam, berirama dan halus (natural breathing).
Memang ada beberapa bentuk meditasi yang mengabaikan cara bernapas, bentuk meditasi ini hanya menekankan pada aspek kejiwaan saja, yang utama fikiran dapat dikendalikan ketitik keheningan atau diarahkan kepada Cahaya Ketuhanan, dan jiwanya bisa tenang, maka dianggap meditasi itu sudah baik dan potensial untuk menyembuhkan gangguan mental dan fisik, prinsipnya adalah bahwa kekuatan jiwa dapat mempengaruhi alam materi (fisik). Namun meditasi yang terkait dengan pengaturan napas akan lebih berdaya guna (efektif) terhadap kesehatan tubuh manusia, karena dengan meningkatkan kemampuan sistem pernapasan, niscaya kapasitas paru-parunya akan meningkat, hal ini sudah terbukti secara medis.
Ketika manusia mengambil napas untuk menghirup udara maka saat itu volume udara yang bisa masuk ke dalam tubuh sekitar 500 CC – 700 CC, maka sejumlah itu pula udara yang keluar dari tubuh seseorang ketika sedang menghembuskan napas, bukan berarti saat itu paru-paru menjadi kosong sama sekali, walaupun rasanya seseorang sudah menghembuskan seluruh udara yang terdapat dalam paru-paru, namun pada kenyataannya di dalam paru-paru itu masih tetap tersisa udara sejumlah 1000 CC sampai 1500 CC, jadi dalam keadaan apapun paru-paru manusia yang hidup tidak pernah kosong.
Demikian pula kalau seseorang mengambil napas kuat-kuat, ia akan dapat menghirup udara sampai mendekati 2000 CC, tentu saja ketika itu ia harus agak memaksa paru-parunya agar mengembang sebesar-besarnya untuk menampung udara yang dihirup, dalam dunia kedokteran kemampuan paru-paru untuk menghirup udara disebut “vital capacity of lungs “.
Berdasarkan teori ilmu Biologi, fungsi paru-paru untuk menghirup udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan sisa pembakaran dalam tubuh (oksidan), ternyata mempunyai kedudukan vital pada berbagai sistem kerja organ tubuh lain. Misalnya aliran darah, cepat atau lambatnya dapat dipengaruhi oleh sistem kerja pernapasan, demikian pula irama denyut jantung dan gerak meremas lambung manusia, bahkan gerak peristalistik usus manusiapun sedikit banyak akan dipengaruhi oleh kondisi kerja pernapasan (sistem resfirasi).
Sesudah manusia sanggup mengontrol sistem kerja pernapasannya, dengan latihan lebih lanjut ia bisa juga mengontrol sistem kerja nadi dan pembuluh darah, berarti juga mengontrol sistem kerja peredaran darah. Pada tingkat berikutnya manusia dapat mampu mangontrol sistem kerja usus, lambung, dan juga jantung.
Selain cara kerja paru-paru dalam sistem pernapasan, ada beberapa teori yang perlu diketahui karena hal ini berkaitan dengan pernapasan dan meditasi diantanya :
1. Sistem Syaraf Otonom ( SSO )
Sistem Syaraf Otonom (SSO) yang merupakan organ internal manusia bekerja dengan sendirinya tanpa dikendalikan oleh otak manusia.
Sistem Syaraf Otonom (SSO) terbagai atas sistem syaraf simpatis dan sistem syaraf parasimpatis (vagus), keduanya bekerja secara berlawanan terhadap aktivitas organ dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, pembuluh darah dan sebagainya.
Sistem syaraf simpatis terutama berfungsi untuk menghadapi keadaan darurat seperti : ketakutan, marah, emosi dan sebagainya, yang akan membuat fikiran dan badan menjadi tegang (stress), sehingga membutuhkan banyak tenaga (energi). Sebaliknya, sistem syaraf parasimpatis berfungsi untuk meredakan keadaan darurat tersebut menjadi tenang kembali dan bersifat hemat energi.
Meditasi mempunyai peranan untuk menyeimbangkan fungsi sistem syaraf yang bekerja secara otonom tersebut, dimana kondisi meditataif akan menekan kerja sistem syaraf simpatis, dan membuat pengaruh sistem syaraf parasimpatis menjadi dominan, yang berakibat penghematan energi atau mengembalikan vitalitas energi tubuh manusia dengan cepat.
2. Tenaga Aerobic dan Tenaga Unaerobic
Di dalam tubuh manusia terdapat dua unsur tenaga (energi) ;
a. Tenaga Aerobic, yaitu tenaga yang dihasilkan karena proses pembakaran dalam tubuh, yang dipengaruhi unsur oksigen dalam paru-paru. Menurut ilmu Biologi, oksigen yang kita hirup mempunyai fungsi untuk pembakaran zat karbohidrat yang ada di dalam tubuh guna menghasilkan tenaga atau energi yang akan kita gunakan sehari-hari. Unsur oksigen yang kita hirup masuk ke paru-paru, lalu dari paru-paru oksigen itu terserap ke dalam darah yang mengalir keseluruh tubuh, untuk selanjutnya unsur oksigen dalam aliran darah itu merembes ke seluruh angggota tubuh seperti ; kulit, rambut, mata dan sebagainya. Semakin banyak oksigen yang masuk ke dalam paru-paru, maka semakin banyak energi yang kita dapatkan. Pagi hari sekitar pukul 05.30 sampai saat terbitnya matahari merupakan saat-saat unsur oksigen begitu banyak terkandung dalam udara. Oleh sebab itulah orang-orang yang berolah raga atau berjalan santai di alam terbuka pada pagi hari merasakan tubuhnya begitu segar dan penuh energi.
b. Tenaga Unaerobic, yaitu tenaga yang dihasilkan dari proses penguraian berbagai senyawa kimia yang terdapat dalam tubuh, misalnya penguraian glikogen. Tenaga atau energi jenis ini bisa timbul tanpa adanya oksigen, tetapi tenaga unaerobic yang digunakan menghasilkan asam laktat yang akan menyebabkan timbulnya rasa lelah pada tubuh. Dan untuk menetralisir rasa lelah tersebut memerlukan banyak oksigen. Biasanya tenaga unaerobic ini dipergunakan jika seseorang dalam keadaan terdesak, misalnya dikejar anjing dengan secara tiba-tiba ia mampu melompati sungai yang begitu lebar, atau dalam keadaan panik karena rumah terbakar maka ia mampu mengangkat benda yang dalam keadaan biasa tak mungkin terangkat olehnya. Secara psikhologis, tenaga unaerobic ini merupakan gerak refleks yang dipengaruhi oleh tindakan fikiran bawah sadar manusia.
Melalui latihan meditasi dan tehnik pernapasan yang terprogram, kedua bentuk tenaga diatas yaitu tenaga aerobic dan tenaga unaerobic dapat diperoleh.
Tehnik pernapasan yang berirama, perlahan dan dalam, berarti membantu tubuh untuk memproduksi energi secara optimal. Dengan tehnik pernapasan yang baik seseorang dapat dengan sengaja menggunakan tenaga unaerobic tersebut tanpa merasa letih.
3. Teori Tujuh Kelenjar
Ada tujuh kelenjar dalam tubuh manusia sebagai pusat-pusat energi, yang bertanggung jawab untuk mengatur aliran energi dalam berbagai sistem pada tubuh. Ketujuh kelenjar itu dengan urutan-urutan menaik dalam tubuh, sebagai berikut ;
1. Kelenjar seksual : prostat (testis) pada pria, ovarium (indung telur) pada wanita, adalah kelenjar yang bertanggung jawab akan sekresi (pengeluaran) hormon, energi dan reaksi seksual, serta reproduksi. Kelenjar seksual disebut “ tungku ” karena ia adalah “ api ” atau produsen energi bagi keenam kelenjar lainnya. Kelenjar ini juga disebut “ wisma intisari “.
2. Kelenjar Adrenalin yang terletak pada kedua buah ginjal. Kelenjar ini menopang fungsi ginjal, sumsum dan tulang belakang. Kelenjar ini disebut juga “ wisma air “.
3. Kelenjar Pangkreas (kelenjar ludah perut) yang juga disebut “wisma transenden” berfungsi membantu mempertahankan pengendalian terhadap seluruh sistem pencernaan termasuk gula darah dan suhu badan. Apabila pangkreas itu lemah dan mulai membocorkan sekresinya (insulin) kedalam darah, maka ia akan menetralisir gula darah dan menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah. Maka orang itu akan sangat memerlukan makanan dan manis-manisan, yang selanjutnya akan masuk ke dalam aliran darah meransang pangkreas dan menyebabkan suatu peningkatan gula darah yang semakin tidak terkendali, dan kelanjutannya dapat menyebabkan penyakit diabetes (penyakit gula atau hyperglikemia). Kemudian keadaan pangkreas perlahan-lahan memburuk dan tidak dapat menjalankan fungsinya lagi secara baik sehingga menyebabkan seseorang tergantung injeksi-injeksi insulin, yang kendatipun dapat menetralisir gula darah, namun tidak berfungsi menggiatkan sistem pencernaan. Diabetes atau hyperglikemia juga dapat mengakibatkan darah menjadi kental dan berat yang selanjutnya peredaran darah menjadi sangat buruk. Maka kemudian jantung harus bekerja lebih keras (orang-orang yang mengidap diabetes biasanya mempunyai masalah-masalah jantung). Sebagai tambahan oleh karena kelenjar-kelenjar saling berhubungan satu sama lain, maka tidak berfungsinya kelenjar pankreas secara baik menyebabkan kerjanya kelenjar adrenalin menjadi tidak seimbang. Ketidak seimbangan ini pada gilirannya mempengaruhi kelenjar-kelenjar seks dan organ ginjal.
4. Kelenjar Thymus menguasai jantung dan sistem peredaran. Kondisinya dapat diketahui dengan menekan sebuah titik ditengah-tengah diantara kedua puting susu (di tengah-tengah dada). Apabila titik itu lunak, maka kelenjar thymus itu tidak berfungsi normal dan sistem peredaranpun akan terganggu. Kelenjar ini disebut juga “ wisma jantung ”.
5. Kelenjar Thyroid (kelenjar gondok), kelenjar yang terletak ditengah-tengah dileher, berfungsi memelihara metabolisme sel-sel dalam tubuh, menguasai pertumbuhan. Iapun berhubungan dengan sistem pernapasan. Kelenjar ini disebut juga “wisma pertumbuhan”.
6. Kelenjar Pituitary (kelenjar di bawah otak) atau “ wisma intelegensia”, menguasai ingatan, kebijakan, intelektual. Ia terletak pada pangkal tengkorak, di tengah-tengah seperti sebuah lubang atau lekukan kecil.
7. Kelenjar Pinealis (master of gland) atau “ wisma jiwa “ secara langsung mempengaruhi cara kerja kelenjar-kelenjar lainnya dalam sekresinya. Terletak ditengah-tengah kepala, ia merupakan pusat psikis dan spritual dari tubuh kita. Hanya manusialah yang mempunyai kelenjar ini, karena manusialah yang memiliki kesadaran dan kebutuhan akan Tuhan. Naluri dan kesadaran adalah berhubungan dengan kelenjar ini.
Ketujuh kelenjar itu dapat divisualisasikan sebagai sebuah tabung yang berhubungan satu dengan yang lainnya melalui sederetan pembuluh arteri atau tabung. Setiap tabung (kelenjar) tergantung pada lainnya mengenai persediaan cairan (energi) untuk masing-masing.
Suatu keadaan lemah atau kerentanan terhadap penyakit itu timbul apabila suatu sistem, atau dalam hal ini salah satu kelenjar disebabkan telah kehilangan energinya maka tugas kita bukan hanya untuk menormalkan kembali aliran energi yang seimbang untuk menanggulangi kelemahan itu, tetapi juga untuk meransang mengalirnya energi, sehingga kita dapat meningkatkan energi dalam tubuh kita ketahap yang maksimal.
Meningkatkan energi ketahap yang maksimal melalui sistem tujuh kelenjar dengan latihan meditasi dan olah pernapasan adalah suatu cara sederhana namun efektif untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh (imunisasi). Melalui cara ini dapat mengembalikan kelemahan yang ada dan dapat menyembuhkan diri sendiri (self healing), sekaligus juga dapat mempengaruhi tahap energi yang lebih tinggi untuk membuka pusat-pusat spritual dan memperlambat proses penuaan. Semakin usia manusia bertambah lanjut, maka tubuh dan organ-organnyapun mengalami kemunduran akibat proses fisik, kimia dan biologis, juga daya tahan tubuhpun mengalami kemerosotan. Tidak ada teknologi yang dapat menghentikan proses penuaan ini, yang dapat dilakukan hanya memperlambat proses tersebut. Bagi orang yang rutin melakukan meditasi dan olah napas, makan dan minum yang sehat-alami dan teratur, serta selalu berfikir positif, emosi yang stabil dan harmonis niscaya kemerosotan organ-organ fisik dapat dicegah dan daya tahan tubuh dapat ditingkatkan, paling tidak dapat diperlambat prosesnya.
Orang yang rutin dan sabar melakukan meditasi dan olah napas akan dapat membangkitkan energi ekstra dalam dirinya. Energi ekstra yang teraktifkan itu mampu bekerja untuk meransang, mamacu, dan meningkatkan kekebalan tubuh (anti body), anti body inilah yang melindungi tubuh dari infeksi, serta merangsang zat-zat lain dalam tubuh untuk dapat menghancurkan virus-virus, sel-sel liar, atau bakteri-bakteri yang merugikan tubuh.Secara teoritis seseorang jatuh sakit disebabkan daya tahan tubuhnya terhadap serangan kuman-kuman penyakit menjadi lemah. Pada hakikatnya setiap orang dipastikan didalam tubuhnya tetap mengandung virus-virus atau bibit kuman penyakit. Setiap hari melalui udara dijalanan, melalui makanan dan minuman, air dan apa saja yang kita sentuh dengan tangan dan kaki menyebabkan kuman-kuman masuk kedalam tubuh tanpa disadari.
B. DALAM TINJAUAN PSIKOLOGI
Psikologi atau Ilmu Jiwa adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa - peristiwa atau gejala - gejala kejiwaan.
Kejiwaan seseorang merupakan sesuatu yang sangat vital, ia mempengaruhi sukses dan gagalnya hidup seseorang, juga mempengaruhi kondisi kesehatan fisik seseorang.
Para ahli psikologi sepakat bahwa jiwa manusia sakit, ada kecendrungan kuat bahwa fisiknyapun akan ikut menderita karenanya, hal ini disebabkan karena antara fisik dan jiwa manusia mempunyai korelasi (hubungan ) yang sangat kuat. Jika jiwa dalam keadaan tertekan dalam jangka waktu yang cukup lama akan menyebabkan penyakit darah tinggi, dimana penyakit itu dapat merusak jaringan otak, jantung, ginjal dan lain-lainnya yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia.
Oleh para dokter dari American Psycopathological Association di Boston Amerika Serikat dinyatakan bahwa radang usus, asma, penyakit kulit dan penyakit jantung, berulang kali disebabkan oleh kegoncangan syaraf. Selanjutnya dikatakan pula bahwa keadaan emosi yang negatif membatasi produksi zat-zat darah merah, sehingga menimbulkan penyakit kurang darah, gangguan pencernaan, lumpuh dan lain-lain.
Memang secara keseluruhan tidak semua penyakit disebabkan oleh gangguan psikhis (jiwa) atau fikiran. Penyakit juga disebabkan oleh bakteri dan kuman-kuman penyakit. Dr. Leo Rangell, profesor psykiater pada rumah sakit UCLA menulis dalam majalah “Los Angeles Times” bahwa bakteri dan lain-lain micro organisme lebih mudah menyerang orang yang menderita ketakutan atau kekhawatiran. Dengan demikian disaat jiwa mengalami kegoncangan, daya tahan tubuh (anti body) menjadi lemah, yang berakibat mudahnya bibit penyakit menyerang fisik.
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas disimpulkkan bahwa ketegangan, ketakutan, kecemasan dan kebingungan itu dapat menyebabkan penyakit, maka usaha preventif (pencegahan) yang paling baik adalah belajar bagaimana menghindari gangguan-gangguan kejiwaan itu semua. Salah satu cara untuk menghindari gangguan kejiwaan tersebut adalah dengan melakukan relaksasi, melepaskan fikiran yang tegang, atau berserah diri secara total kepada Ilahi Rabbi. Kesemuanya itu bisa dilakukan sambil melakukan meditasi.
Melalui latihan meditasi yang benar dan sungguh - sungguh juga diiringi latihan pernapasan yang baik, maka ketenangan batin yang dalam akan segera dirasakan. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa meditasi yang benar dapat menurunkan tingkat gelambang otak, dan dapat menekan serta mengendapkan emosi dalam jiwa manusia sampai ketingkat bawah titik nol. Hal ini berarti meditasi dapat efektif membebaskan fikiran manusia dari gejala stress negatif yang menekan jiwa dan fikirannya. Untuk selanjutnya diharapkan dengan semakin terlatihnya seseorang dalam bermeditasi, maka akan semakin mampu mengendalikan emosi atau gejolak jiwanya didalam kehidupan sehari-hari, sehingga jiwanya selalu dalam kondisi stabil dan tenang.
Banyak orang yang telah berhasil melakukan meditasi secara mendalam sehingga berhasil mencapai titik keheningan yang luar biasa didalam jiwanya, yang biasanya setelah melakukan meditasi secara mendalam itu mereka merasakan suatu perasaan lega, lapang, perasaan tubuh dan fikiran begitu ringan dan rasa damai yang demikian meresap kedalam jiwa.
Jika proses meditasi semakin dalam hingga mengendapkan seluruh fikiran, perasaan dan emosi ketingkat bawah titik nol, niscaya perasaan hening yang luar biasa akan segera dirasakan, jika telah begitu maka seolah-olah semua gerak baik dialam semesta maupun didalam diri seperti berhenti sama sekali, semua ilusi tentang gerak dan waktu, perbedaan alam luar dan dalam, antara yang mengamati dan diamati seperti berhenti untuk sesaat. Orang yang melakukan meditasi itu telah menembus kesadaran terhadap ruang dan waktu yang tanpa batas.
Berkaitan dengan penyembuhan suatu penyakit, Dr. F.N Pitts Jr. dan J.N Mc Lure Jr dari Washington University school of Medicine di St. Louis, pada tahun 1967 telah melakukan penelitian yang hasilnya adalah bahwa orang yang sedang melakukan meditasi dan olah pernapasan, konsumsi oksigen dan produksi alpha wavenya ( salah satu gelombang kerja otak) menurun , ini berarti penurunan lactate darah suatu zat yang diproduksi oleh metabolisme urat syaraf. Jadi meditasi dapat menolong orang yang menderita tekanan darah tinggi, rasa takut serta rasa sedih dan bingung.
Di dalam proses meditasi terjadi pengendapan emosi yang menyebabkan gelombang kerja otak yang semula kacau menjadi lambat dan tenang. Dengan niat untuk sembuh serta keyakinan yang kuat terhadap pertolongan Allah, maka diduga selama proses meditasi itu tubuh mengeluarkan hormon-hormon tertentu yang berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh dan memusnahkan penyakit, dan sebaliknya tubuh juga secara ajaib menekan dan menetralisir hormon-hormon negatif yang merusak.
Sebagian besar ahli psikologi berpendapat bahwa di dalam diri manusia ada dua tingkatan fikiran yaitu : Alam fikiran sadar/fikiran obyektif dan alam fikiran bawah sadar atau fikiran subyektif.
Alam fikiran sadar merupakan unsur psikhis yang secara khusus merupakan kerja otak manusia yang didalamnya terjadi proses penangkapan atau penyerapan dari segala yang dialami panca indra terhadap alam lingkungan sekitarnya, disinilah terjadi proses pengamatan oleh panca indra atau juga proses penerimaan ilmu pengetahuan.
Sedangkan alam fikiran bawah sadar adalah seluruh pengalaman psikhis yang disimpan sejak orang dilahirkan. Sejak manusia itu lahir mulailah ia mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak bisa dipisahkan dari suasana psikhisnya atau tubuhnya. Pengalaman manusia apa saja atau kesan-kesan yang menyertainya disadari atau tidak yang datang dari luar manusia atau dari dalam diri manusia sendiri, semuanya itu diterima dan disimpan dalam alam fikiran bawah sadar.
Bawah sadar adalah landasan emosi dan fikiran yang mencipta. Kalau anda berfikir baik maka akan datang pula kebaikan. Jika berfikir jahat tentu kejahatan pula yang akan terbukti. Alam fikiran bawah sadar bekerja dengan caranya sendiri, ia melihat tidak dengan organ mata, tidak dibatasi ruang dan waktu, daya pendengarannya lebih besar dibandingkan organ telinga, alam fikiran bawah sadar identik dengan kekuatan batin manusia itu sendiri, identik pula dengan sebutan indra keenam. Dalam hubungannya dengan meditasi, dari sisi kejiwaan bahwa meditasi secara mendalam bertujuan untuk mengaktifkan alam fikiran bawah sadar ini.
Pengaturan napas secara lambat, berirama dan mendalam semula dimaksudkan untuk menentramkan organ-organ tubuh terutama paru-paru dan jantung, kemudian jika organ tubuh itu sudah tenang maka suasana hatipun ikut tenang, selanjutnya secara bertahap akan mengendapkan emosi, fikiran dan perasaan. Jika seluruh fikiran, emosi dan perasaan telah mengendap maka akan sampailah ia kepada lapisan dasar jiwanya sendiri, yang berarti ia akan bersentuhan dengan alam fikiran bawah sadarnya. Dan secara alami kondisi alam fikiran alam bawah sadar ini adalah hening, bening, hampa, tanpa ruang, tanpa batas.
Biasanya meditasi selain dipraktekkan dengan tujuan untuk mencapai ketenangan batin, meditasi digunakan juga untuk mencapai macam-macam tujuan termasuk pembangkitan tenaga dalam yaitu kekuatan yang tersembunyi yang sudah ada pada setiap manusia. Apapun niatnya, keinginan yang dicetuskan sebelum meditasi, alam fikiran bawah sadar akan segera memprosesnya, tergantung keyakinan dan kedalaman meditasi yang dilakukan.
Jika seseorang sebelum meditasi berdo’a memohon kepada Allah agar diberi kesembuhan, maka dengan kehendak-Nya melalui alam fikiran bawah sadar orang tersebut akan terwujud, namun tetap mengalami proses, itupun tergantung usaha dan kesungguhan serta keyakinan akan kekuasaan-Nya sebagai Zat Yang Maha Penyembuh. Kita sadari terkadang Allah memiliki cara-Nya sendiri yang sulit dicerna oleh logika manusia, dan bukankah seluruh yang ada di alam ini, tubuh dan jiwa kita termasuk alam fikiran bawah sadar dan alam diri kita adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, sebab Dialah yang telah menciptakan seluruh yang ada ini. Wallahu’alam.
Artikel Lain Yang Berhubungan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar