Minggu, 20 November 2011

HIKMAH YANG BISA DIPETIK DARI MIMPI YANG DIALAMI OLEH RAJA MESIR


Oleh : Syaikh Dr. Abdullah bin Muhammad Ath - Thayyar
Allah SWT, berfirman :
            Raja berkata (kepada orang – orang termkemuka dari kaumnya), “Sesungguhnya, aku bermimpimelihat tujuh ekor sapi betina yang kurus – kurus dan tujuh butir (gandum) yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang ta’bir mimpiku ini.” Mereka menjawab:  “(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahun menta’birkan mimpi itu.” (Q.S Yusuf [12] : 43 – 44).
            Adapun beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari mimpi raja mesir, diantaranya adalah :
a.    Hikmah Pertama
Mimpi memiliki kedudukan yang agung dalam jiwa orang yang bermimpi. Sehingga mimpi tersebut harus diceritakan kepada orang yang mempunyai keahlian dalam menakwilkannya. Karena itulah, sang raja menceritakan mimipinya kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang ramalan, pebrbintangan, dan sihir. Juga kepada para pemuka kaumnya.
b.    Hikma Kedua
Ayat diatas sebagai bukti kebenaran mimpi orang kafir bahwa sesuatu akan terjadi bagaimana yang dilihat di dalam mimpinya. Apalagi jika mimpi tersebut berkaitan dengan diri seorang mukmin. Terlebih jika mimpi itu adalah ayat (buku) bagi seorang nabi, mukjizat bagi seorang rasul, dan pembenaran risalah yang di bawa oleh Al – Mushthafa (Rasul Pilihan) Muhammad SAW.
c.    Hikmah Ketiga
Imam Al – Qurthubi berkata, “Ayat ini merupakan dalil atas batilnya perkataan, ‘Sesungguhnya, mimpi itu tergantung pada penafsiran awalnya.’ Karena pata pemuka kaum dan ahli nujum mengatakan, ‘Itu adalah mimpi – mimpi kosong (tidak ada maknanya).’ Padahal yang terjadi tidak demikian. Yusuf menafsirkan akan adanya tahun – tahun subur dan paceklikm lalu terjadilah sebagaimana yang ditafsirkan oleh Yusuf. Ini juga merupakan bukti rusaknya pendapat (yang mengatakan), ‘Sesungguhnya, mimpi itu masih menggantung atas diri seseorang, jika mimpi tersebut ditakwilkan, niscaya akan terjadi.
d.    Hikmah Keempat
Kemampuan Yusuf a.s dalam mena’birkan mimpi pada saat orang – orang tak mampu menafsirkan mimpi sang raja. Dia menafsirkan sapi – sapi dan biji -  biji gandum tersebut dengan tahun – tahun kesuburan dan tahun – tahun paceklik.
           
Kolerasinya adalah sebagai beriku :
            Bahwa sang raja itu mesti berhubungan dengan kondisi rakyatnya. Kebaikan yang ada pada raja akan memberikan kebaikan bagi rakyatnya, dan kerusakan pada diri raja adalah kerusakan bagi rakyatnya.

            Demikian juga dengan tahun – tahun di mana kondisi rakyat masih baik dan urusan mereka masih lancar atau pada tahun – tahun kebalikannya. Sapi – sapi membajak sawah, petani pun mengairi sawah tersebut. Apabila bertepatan dengan tahun kesuburan, sapi – sapi menjadi gemuk, tetapi jika bertepatan dengan masa paceklik, sapi – sapi pun menjadi kurus kering.

            Begitu pula dengan bulir-bulir gandum pada waktu subur tampak melimpah dah menghijau, sedang pada masa paceklik hanya sedikit dan mengering. Padahal, gandum adalah hasli bumi terbaik pada masa itu.

e.    Hikmah Kelima
Hendaknya orang – orang yang ditanyai tentang penakwilan suatu mimpi, menunjukkan hal – hal yang bermanfaat kepada orang yang bertanya kepadanya, serta memberikan arahan kepada jalan yang bermanfaat bagi dunia dan agamanya. Sebagai bentuk nasihatdan penjelasan yang semupurna serta merupakan pengarahan yang baik. Sebagaimana yang terjadi pada Yusuf a.s, dia belum merasa cukup dengan hanya menakwilkan mimip sang raja saja, tetapi dia pun menunjukkan kepada mereka tentang apa yang (seharusnya) mereka lakukan pada tahun – tahun subur tersebut. Yakni, dengan meperbanyak bercocok tanam dan memperbanyak simpanan (bahan makanan).
Artikel Lain Yang Berhubungan :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar