Ada orang yang menjadikan harta kekayaan dan keindahan dunia sebagai pusat perhatiannya. Uang merupakan sesuatu yang dipuji dan didambakan. Bila uang itu hilang sedikit saja darinya, seolah-olah dunia ini telah kiamat. Hatinya akan sedih dan wajahnya tampak sangat muram. Namun, bila ia meninggalkan shalat, tidak ada sedikitpun rasa sesal dalam hatinya. Demikian pula bila ia menghadapi kematian anak istrinya, atau salah seorang sanak keluarganya yang tercinta, maka sibuklah ia mengadu dan meratap ke sana ke mari.
Berbeda dengan para Salik (orang yang berjalan menuju Allah), bagi mereka mati dan hidup ada di dalam qada dan qadar Allah. Dialah yang menentukan semua itu di dalam Azal. Tiada yang akan berubah sesudah itu. Kalaupun mereka ingin mengadukan sesuatu, mengadulah mereka kepada yang berada di sampingnya, yaitu para malaikat yang mengiringinya. Setiap hal yang disampaikan kepada mereka, kelak akan mereka dapatkan jawabannya secara rahasia.
Harus diakui bahwa banyak orang yang mencari kenikmatan dunia dan memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang fana ini. Sangat sedikit orang yang bergerak mencari akhirat. Orang-orang yang mencari Allah dan ingin berdampingan dengan-Nya dapat dihitung dengan jari. Siang dan malam mereka bekerja dengan giat untuk dunia, dan akhirnya dunia akan menguasai mereka. Orang-orang semacam ini selalu berada dalam kerugian. Ia telah salah pilih.
Bila manusia telah tercengkeram dalam pengaruh dunia, tidak ada yang dapat melepaskan dirinya, melainkan ilmu dan agama. Karena itu, tuntutlah ilmu pengetahuan yang dapat mengenalkan batas-batas yang halal dan haram, kemudian bertaqwalah kepada Allah dari semua urusan dunia.
Harta kekayaan yang dimiliki manusia bukanlah mutlak milik mereka. Harta kekayaan itu juga milik yang lainnya. Saudara-saudara kita juga berhak atas harta kita. Tetangga kita juga mempunyai hak terhadap harta kita. Fakir miskin pun memiliki hak atas harta tersebut. Karena itu, berbagilah harta dengan mereka. Berilah mereka uang untuk menutup keperluan mereka, beri mereka makan apabila mereka lapar, beri mereka pakaian apabila mereka tidak memilikinya. Pendek kata, bagilah harta yang telah Allah berikan kepada kita, semoga Allah memberkati apa yang menjadi milik kita itu.
Ingatlah, bahwa apa yang kamu sedekahkan itu, sebelum jatuh ke tangan si penerima, terlebih dahulu harta berada di tangan Allah yang menjadi Pemilik asalnya. Karena itu, berilah segala yang baik karena Allah adalah Baik, dan senang kepada yang baik.
Itulah tanda kesyukuranmu terhadap Allah atas nikmat yang diberikan-Nya. Dan barangsiapa yang bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan nikmatnya. Tetapi waspadalah, jagnan sampai engkau kufur. Maka ingatlah bahwa sesungguhnya siksa Allah sangat besar sekali. Allah telah berfirman :
Artinya : “Bila kamu bersyukur, Aku akan menambah lagi nikmatmu, dan bila kamu kufur (tidak bersyukur), ingatlah bahwa siksa-Ku teramat berat!” (Q.S. Ibrahim: 7)
Kami memohon kepada-Mu, ya Allah, untuk memimpin kami ke jalan-Mu yang benar, menghargai segala nikmat yang Engkau berikan kepada kami, mendorong kami untuk menjalankan tugas yang perlu, memberikan hak yang wajib, dan bersyukur kepada-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau berikan. Sesungguhnya Engkau Maha Pembalas dan Mahakaya. Amin !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar